Skip to main content

Belajar dari Kampas Ganda SMASH 2004 yang Babak Belur

Setelah asyik maen dengan Suzuki New Shogun 110, Saya jadi familiar dengan mesin 4 tak Suzuki.
Rasa penasaran saya untuk mendalami mesin bebek 4 Tak Suzuki jadi terus berlanjut.


Walaupun image-nya tidak seheboh Honda Astrea Grand / Supra lama,
saya semakin yakin bahwa mesin 4 Tak Suzuki Shogun 110cc
ternyata kualitasnya lebih bagus daripada Astrea Grand / Supra lama.
Terbukti dari tenaga yang bagus dan suara yang halus.

Hanya saja, tidak sedikit rider yang kurang paham duduk perkara-nya;
sebagian masih meragukan kualitas mesin 4 Tak Suzuki,
atau terpengaruh oleh persepsi harga spare parts Suzuki yang mahal,
atau sekedar mempertimbangkan re-sale value motor Suzuki yang jauh di bawah Honda.

Buat Honda Mania, jangan BAPERAN dulu ya;
Mesin keluarga Honda Astrea juga bagus kog, apalagi yang masih Cor-an JAPAN,
Tidak terhitung lagi banyaknya saya test Astrea Grand Bulus / Black Astrea 
buat solo-touring luar kota.

Ya cuma masalahnya, 
suara mesin relatif lebih kasar,
dan setelan klep gampang berubah kalu gas dibejek non-stop.
Kagak jelas masalah-nya di mana.
Beda sama keluarga mesin Honda GL Series.

Kebetulan saya suka test-ride motor, ya sekedar penasaran saja.
Khusus buat motor bebek 4 tak seputaran tahun 1996-2008;
Honda Legenda / Supra Fit / Kirana / Kharisma / Supra X 125;
mesin-nya bisa di bilang "YA, Lumayan lah, tapi masih di bawah keluarga Astrea sih."
Bebek Yamaha Vega lama / New Vega R 2008 
juga masuk kelas "YA, Lumayan Lah, tapi masih di bawah mesin Crypton."
Bebek ayam jago kayak Suzuki Raider / Satria FU juga bagus, cuma itu kelasnya beda ya Pak Bos;
Jujur mending saya naik GL Pro / Megapro Engkel ketimbang FU, jauh lah nikmatnya.
Bebek Kawasaki Blitz masih jauh di bawah Kakak-nya, KAZE.
Mungkin selain Crypton, KAZE E (Kaze angkatan pertama) yang mesin dan bodi-nya sangat mumpuni (walaupun berat kayak naik tank).

Rasa penasaran saya mulai terfokus pada mesin Bebek Suzuki SMASH;
Motor yang diberi gelar bodi kaleng krupuk, di-tekan dikit langsung pecah (katanya orang2).
Bisa dipahami, lantaran Suzuki Indomobil sengaja launching Smash 
untuk menjawab kehadiran Motor-motor Cina yang berjamuran pada saat itu.
Ya, mungkin buat tekan biaya produksi, Suzuki harus down-grade kualitas bodi SMASH.
Honda pun tidak mau kalah, dengan launching Legenda dan Supra Fit.
Mungkin cuma Yamaha doang yang adem ayem, 
bertahan dengan Vega / Jupiter-nya s/d Tahun 2005.

Iseng-iseng, saya sempatkan konsultasi sama teman saya, 
mekanik tua yang udah dedengkot pegang motor tua.
Dia bilang, mesin Smash sebenarnya bagus, tapi ya begitulah,
rata-rata motor yang di jual juga pada babak belur, kagak terawat.
Wajar saja, lah wong kagak susah kog cari Smash yang harganya dibawah 1,5 juta atau bahkan 1 juta.

Ditambah lagi image Suzuki Smash itu motor-nya Bapak-bapak,
yang biasa buat ngangkut sayur / beras / galon / tabung gas / barang2 bakulan.
Gengsi donk naik Smash, motor angkutan barang.

Sebelum saya buktikan sendiri, saya tidak akan bisa berkomentar apapun.
Jadi sembari saya tetap hunting Shogun Kebo yang selalu jadi idaman saya, 
saya sempatkan juga hunting Suzuki Smash (syukur-syukur bisa dapat Shogun 125).
Ya, semua disesuaikan dengan kondisi kantong saya yang kagak mampu beli GL Pro, yang harganya makin hari kog makin mahal, ikut-ikutan RX-King / RGR.

Kebetulan tidak jauh dari rumah,
ada yang mau jual Smash 2004, 
Surat lengkap (walau pajak mati), bodi dan velg racing Mulus, 
cuma masalahnya mesin kurang waras.

Saya pikir wajar saja, 
karena agak sulit cari Smash yang benar2 bagus dan surat lengkap dengan budget di bawah 1,5juta;
kecuali beli dari orang dekat / harga teman.

Dari awal saya memang sudah curiga dengan kondisi mesin,
ditandai dengan sulitnya RPM motor untuk langsam,
ada sedikit rembesan pada mesin,
dan ada sedikit kepulan asap ketika motor di geber.

Ahhh, paling-paling minta ganti piston+ring dan paking / seal (termasuk seal klep), pikir saya.
Toh, kebetulan saya punya temen (mekanik) yang bisa bantu.

Hanya kesalahan terbesar saya waktu itu adalah tidak test jalan terlebih dahulu.
Mungkin karena yang empu-nya motor takut motor-nya di bawa kabur.

Begitu transaksi selesai, motor saya bawa pulang.
Keanehan mulai terjadi sejak gigi 1,
tarikan awal terasa sangat berat beberapa detik awal, 
walaupun selanjutnya tarikan enteng.
Gigi 2-3-4 juga ditandai dengan hal serupa.
Bunyi mesin juga tiba-tiba berubah jadi kasar ketika di bawa jalan.
Tebakan saya sontak tertuju pada area kopling ganda (pasti bermasalah).

Namun, saat itu saya sempat merasakan tarikan Suzuki Smash.
walaupun dalam kondisi mesin yang "Babak Belur."
Ternyata tenaga-nya masih jauh lebih baik dibandingkan Honda Legenda.

Sampai rumah, motor langsung saya bersihkan,
dan kuras oli-nya untuk tahu lebih lanjut kondisi mesin.

Dan memang bener kata teman saya tempo hari, kagak terawat.
Sudah oli item banget, trus lumayan kurang dari volume standard (800cc).
Ya sudah, oli saya ganti baru.

BEDAH MESIN SMASH


Keesokan harinya, motor saya bawa ke bengkel teman.
Dan ternyata tebakan awal saya tepat.
Setelah bak kopling di bongkar,
Kopling Ganda udah bener2 babak belur.
Bukan cuma sekedar mangkok kopling-nya udah kemakan parah,
tapi kampas gandanya udah botak sampe ketemu besi-nya.

Nih yang punya motor bener2 kebangetan kagak ngerawat motor,
Lihat gambar biar tahu kondisi fisik-nya.




Sekalian saya minta teman saya buat cek area mesin lainnya.
Kondisi kepala silinder udah item parah,
pertanda oli sudah sempat masuk ruang bakar.
Kondisi blok mesin (dan piston) sudah sempat baret,
walaupun ring piston belum sampai patah.
Untungnya kondisi stang piston Original masih bagus,
dan area kepala silinder masih layak pakai.

Setelah kalkulasi total biaya penggantian piston+ring, mangkok dan kampas ganda,
saya bilang sama teman saya;
minta tolong bersihkan saja kepala silinder dan ganti seal klep-nya,
ganti paking head biar nggak rembes lagi;
selebihnya tunggu sampai saya ada budget lagi buat ganti piston dan kampas ganda.

Habis keluar bengkel, motor saya test jalan lagi.
Walaupun bunyi mesin kasar dan tarikan awal belet gara-gara kampas ganda,
Tapi tarikan / tenaga mesin Smash ternyata cukup mengejutkan,
Lebih baik dibandingkan Honda Legenda.
Saya pikir, kalau saja kondisi mesin dan kampas ganda masih bagus,
pasti tarikan-nya lebih yahud.

Dua bulan berlalu, 
Motor hanya bisa terparkir di rumah,
dan kebetulan saya tidak punya cukup dana untuk perbaikan mesin,
kalah sama kebutuhan uang dapur.

Dengan sangat terpaksa, motor saya jual kembali;
biar ada modal buat hunting Shogun Kebo lagi.
Siapa tahu bisa dapat Suzuki Smash yang lebih waras,
dan tidak perlu keluar dana yang terlalu gede buat restorasi.

Silahkan yang punya pengalaman dengan Suzuki SMASH,
bisa sharing pengalaman-nya.

TETAP SEHAT, TETAP DISIPLIN 3M DIMASA PANDEMI COVID 19. 

Comments

Popular posts from this blog

Honda Megapro 2001 engkel: GL-Pro III yang tak lekang dimakan waktu

Masih teringat jelas kenikmatan touring bersama Honda GL-Pro Neotech 1997 yang hilang  digondol maling hanya 3 bulan berselang setelah motor dikirim dari dealer. Sementara motor Yamaha RX-Special 1997 hasil tebusan uang asuransi si GL-Pro sudah  mulai nggak enak ditunggani dan mesin sudah mulai kasar semenjak blok mesin di- oversize 50. Rasanya deg-degan kalau bawa si RXS touring keluar kota lagi. Pilihan motor 4-tak kopling yang pakai cakram juga tidak banyak di Tahun 2001,  paling-paling Honda GL-Max, Megapro atau Tiger. Kalau ada dana lebih sih, minatnya  beli Suzuki Thunder 250 atau Honda Phantom 4-tak (Phantom juga ngeluarin varian 2-tak  loh!) atau Suzuki FXR 150 DOHC. Ditambah pertimbangan kemungkinan kelangkaan spare parts Thunder 250, Phantom dan  Suzuki FRX, akhirnya pilihan jatuh pada Honda Megapro 2001 engkel. Uang tabungan hasil kerja 1,5 tahun ditambah uang penjualan si RXS langsung saya  belikan Honda Megapro di dealer Wahana - G...

Suka-duka naik motor Yamaha RX Special 1997

Biker sejati mana yang tidak tahu Yamaha RX-King? Sampai hari ini "Si Raja Jalanan" masih seliweran dan tidak sedikit komunitas RX-King yang eksis dan punya anggota setia. Tapi kalau biker di tanya tentang Yamaha RX-Special (RXS) atau RX-R atau YT-115 (apalagi Yamaha L2G, AS1 alias YAS1, LS3, RS100, DT100, RX-100 atau RX-125), kemungkinan jawabannya "motor apaan tuch"? Kagak pernah liat dijalanan bro! Walaupun Yamaha RX-Special lahir sebelum RX-King, mungkin tidak banyak orang yang pernah menjajal si kakak kandung RX-King karena pamor dan penjualan-nya masih jauh di bawah adiknya. Ditambah lagi, mayoritas pemilik RXS adalah kaum bapak-bapak yang nggak doyan kebut-kebutan di jalan layaknya penunggang RX-King yang suka geber-geber motor dan nge-trek di cawang-tanjung priok-kemayoran (tapi nggak semua loh!). Kebetulan waktu GL-Pro Neotech 1997 saya raib digondol maling, saya "terpaksa" membeli RX-Special 1997. Walaupun nggak sedikit rider yang bilang RX...

Yamaha RX-King 1989: Si Raja Jalanan

Namanya juga anak muda, agak minder rasanya bawa motor tua ke sekolah. Kedua abang saya juga berasa minder bawa Honda C700 keluaran 1982 ke sekolah. Walhasil, mereka minta dibelikan motor keluaran baru. Jujur saja, saya sempat iri waktu ortu saya memutuskan membelikan kedua abang saya RX-King ketika mereka beranjak SMA. Maklum, waktu itu RX-King motor paling kenceng dan paling mahal se-Indonesia (Tiger, RXZ, RGR belum pada lahir bro!). Kawasaki Binter AR125 mungkin satu-satunya motor yang bisa disejajarkan dengan RX-King. Mungkin karena bapak dulu pernah kerja di Yamaha Motor Indonesia (era 70 s/d 80-an) dan bisa dapat potongan harga special barangkali. Singkat cerita, setiap menjelang malam minggu, kedua abang saya punya ritual wajib: "service" Yamaha RX-King. Simple aja: copot saringan udara dan ganti pakai saringan K&N, bersihkan karburator sekalian ganti spuyer main jet dan pilot jet sekalian stel karburator untuk setingan balap standard, ganti paking head den...