Skip to main content

Suzuki New Shogun R 110 tahun 2002: menghidupkan kembali sang legenda Suzuki.

Sudah lama rasanya ingin sekali punya Suzuki Shogun Kebo keluaran 1996. Beberapa kali cek barang, kondisi-nya yang rata-rata "kurang waras." Pas ketemu yang mulus, harga-nya terbilang tinggi. Ya wajar saja, nama-nya motor tua, barang mulus semakin langka.


Sambil sabar mencari motor, ide muncul untuk mulai mengumpulkan suku cadang Shogun,
terutama suku cadang yang berhubungan dengan sektor mesin.
Pertimbangan-nya sangat sederhana, 
namanya juga motor tua, pasti ada saja sektor mesin yang perlu di-servis.

Satu hari pas lagi santai bawa megapro lama. lewat New Shogun R 110 warna merah.
Berasa kayak baru dilewatin setan, padahal yang bawa Bokap2.
Suara mesin dan knalpot-nya, nyaris tidak terdengar.

Di tengah rasa frustasi, nggak kesampaian beli Shogun Kebo,
spontan timbul ide; 
ya sudah, kalu kagak bisa dapet abang-nya (Shogun Kebo), beli adek-nya (New Shogun) juga nggak apa2.

Dipersenjatai mesin yang sangat mumpuni bahkan untuk ukuran standard motor hari ini,
dibalut dengan bodi ramping nan aduhai.
Tidak heran kalau tidak sedikit pehobi motor tua yang naksir untuk memiliki-nya.
Jamin tidak malu-maluin ditengah kerumunan motor bebek jaman now.

Walau standard harga-nya masih di bawah Shogun Kebo,
New Shogun yang masih "waras" tidak bisa dibilang murah.

Suatu hari, pas kantong kempes, eh ada yang mau jual New Shogun R 110 tahun 2002 dengan harga murah,
dengan kondisi mati total.
Yang penting surat-surat lengkap, biar aman.
Tanpa pikir panjang, langsung cek ke lokasi.

Kebetulan sang empunya motor sosok yang jujur; katanya:
"Saya sudah coba cek ke bengkel, katanya siapkan budget minimum 1,5 juta kalau mau motor balik normal,
kebetulan saya mau pulang kampung dan percuma juga saya keluarkan uang segitu."

Setelah ada kata sepakat, New Shogun di boyong pulang.
Sampai di rumah, BENGONG, mau diapain nih motor?
Mana nggak ngerti cara bongkar pasang mesin.

Ya sudah, semua cover2 dilepas dulu supaya lebih mudah untuk membersihkan motor luar dan dalam.
BUSYET, mesin-nya udah mandi oli bercampur lumpur tebal.
Singkat-nya sudah rembes sana sini dan motor dalam kondisi tidak terawat.

Asal sabar nan telaten, toh motor bisa kembali bersih dan kinclong.
Mesin bisa di bersihkan dengan bensin dan/atau deterjen/sabun cuci piring, tergantung seberapa parah kondisi kotoran yang menempel.
Bodi2 plastik bisa dibersihkan dengan sabun cuci motor/mobil, dilanjutkan dengan proses pemolesan.

Habis dibersihkan, motor terpaksa diparkir beberapa bulan lantaran dana masih kurang untuk proyek restorasi.
Karena sudah kebelet pengen banget menghidupkan kembali motor,
dengan sangat terpaksa, hampir semua bagian cover2 dan sayap Ori dijual untuk menutupi kekurangan dana restorasi.
Yang penting motor bisa jalan normal terlebih dahulu.

Mekanik pun dipanggil ke rumah buat perbaikan motor.
Berikut sekilas fakta kondisi motor:
Sektor karburator: aman, hanya butuh dibersihkan.
Sektor kepala silinder: aman, hanya butuh bersihkan kerak2 yang menempel pada area katup dan sekitarnya.

Sektor Blok mesin: aman, dinding liner butuh dihaluskan dengan proses hooning.
Piston kit di ganti, kebetulan kondisi blok mesin sudah oversize 100.
Paking, seal, O-Ring hampir semua diganti biar nggak mandi oli lagi.
Oli mesin dan busi diganti.Kabel gas terpaksa diganti karena sudah seret.

Sektor Kruk As: Stang seher dan bearing kruk as di ganti, kruk as di balance ulang.
bearing2 mesin lainnya aman, jadi tidak perlu diganti.

Sektor Kopling: aman, kampas kopling dan kopling ganda masih bisa dipakai.
Sektor Magnet, Spul: aman.

Sektor Keteng: rantai keteng dan tensioner diganti biar nggak berisik.
Sektor transmisi, operan, kick starter: aman.Sektor dinamo starter: angker dinamo dan arang starter sudah rusak, dicabut saja, toh masih ada kick starter.

Sektor knalpot: aman, yang penting leher knalpot tidak kropos, dan knalpot masih perawan alias belum bobokan.

Sektor kelistrikan: kiprok, CDI, Koil aman semua. hanya butuh ganti fitting CDI biar aman.Kabel bodi di-cek dan dirapikan, supaya tidak ada kabel2 yang telanjang.
Kunci kontak minta ganti.
Aki sudah mati total sehingga wajib ganti, biar CDI awet.

Sektor rangka dan stang: aman.semua lempeng.
Sektor kaki-kaki: secara umum aman. Shock breaker depan hanya butuh ganti seal dan oli shock.

Sektor pengereman: secara umum aman. hanya butuh ganti master dan oli rem cakram.

Setelah semua di-cek, hasilnya cukup mengejutkan, 
di balik kondisi motor yang mandi oli, kotor dan tidak terawat,
ternyata masih banyak suku cadang original-nya.

Proses bongkar pasang dan perbaikan, dll hanya membutuhkan waktu 1 hari.
Toh target-nya hanya untuk bikin motor bisa jalan secara normal.
Tidak butuh proses modifikasi / custom motor.

Senang rasanya bisa menghidupkan kembali New Shogun R 110.
Suara mesin super halus, knalpot pun super halus.
Mesin rapet-pet, nggak ada lagi rembesan sana-sini.
Kompresi mesin padet walaupun tidak di bore-up atau papas kepala silinder.
Tenaga dan tarikan bagus.

Secara keseluruhan hasilnya memuaskan.
Walaupun tampilan motor "Telanjang Bulat" karena cover2 sudah dijual, 
mesin boleh di adu sama motor-motor jaman now.

Toh setiap kali parkir, ada saja orang yang terheran-heran.
Tidak sedikit yang bertanya-tanya karena penasaran.
Motor kog kayak begini, telanjang bulat,
Tapi kog mesin-nya super halus.
Motor yang baru keluar dari diler aja, rata2 mesin-nya lebih kasar.

Akhirnya kesampaian juga punya Suzuki Shogun.
Mungkin suatu saat nanti, jika punya budget lagi,
Pelan2 beli cover2 dan sayap,
Atau mungkin juga motor bisa untuk bahan modifikasi / custom.
Siapa tahu?

Punya pengalaman dengan New Shogun R 110?
Yuk Sharing pengalaman-nya.

Comments

Popular posts from this blog

Honda Megapro 2001 engkel: GL-Pro III yang tak lekang dimakan waktu

Masih teringat jelas kenikmatan touring bersama Honda GL-Pro Neotech 1997 yang hilang  digondol maling hanya 3 bulan berselang setelah motor dikirim dari dealer. Sementara motor Yamaha RX-Special 1997 hasil tebusan uang asuransi si GL-Pro sudah  mulai nggak enak ditunggani dan mesin sudah mulai kasar semenjak blok mesin di- oversize 50. Rasanya deg-degan kalau bawa si RXS touring keluar kota lagi. Pilihan motor 4-tak kopling yang pakai cakram juga tidak banyak di Tahun 2001,  paling-paling Honda GL-Max, Megapro atau Tiger. Kalau ada dana lebih sih, minatnya  beli Suzuki Thunder 250 atau Honda Phantom 4-tak (Phantom juga ngeluarin varian 2-tak  loh!) atau Suzuki FXR 150 DOHC. Ditambah pertimbangan kemungkinan kelangkaan spare parts Thunder 250, Phantom dan  Suzuki FRX, akhirnya pilihan jatuh pada Honda Megapro 2001 engkel. Uang tabungan hasil kerja 1,5 tahun ditambah uang penjualan si RXS langsung saya  belikan Honda Megapro di dealer Wahana - G...

Suka-duka naik motor Yamaha RX Special 1997

Biker sejati mana yang tidak tahu Yamaha RX-King? Sampai hari ini "Si Raja Jalanan" masih seliweran dan tidak sedikit komunitas RX-King yang eksis dan punya anggota setia. Tapi kalau biker di tanya tentang Yamaha RX-Special (RXS) atau RX-R atau YT-115 (apalagi Yamaha L2G, AS1 alias YAS1, LS3, RS100, DT100, RX-100 atau RX-125), kemungkinan jawabannya "motor apaan tuch"? Kagak pernah liat dijalanan bro! Walaupun Yamaha RX-Special lahir sebelum RX-King, mungkin tidak banyak orang yang pernah menjajal si kakak kandung RX-King karena pamor dan penjualan-nya masih jauh di bawah adiknya. Ditambah lagi, mayoritas pemilik RXS adalah kaum bapak-bapak yang nggak doyan kebut-kebutan di jalan layaknya penunggang RX-King yang suka geber-geber motor dan nge-trek di cawang-tanjung priok-kemayoran (tapi nggak semua loh!). Kebetulan waktu GL-Pro Neotech 1997 saya raib digondol maling, saya "terpaksa" membeli RX-Special 1997. Walaupun nggak sedikit rider yang bilang RX...

Yamaha RX-King 1989: Si Raja Jalanan

Namanya juga anak muda, agak minder rasanya bawa motor tua ke sekolah. Kedua abang saya juga berasa minder bawa Honda C700 keluaran 1982 ke sekolah. Walhasil, mereka minta dibelikan motor keluaran baru. Jujur saja, saya sempat iri waktu ortu saya memutuskan membelikan kedua abang saya RX-King ketika mereka beranjak SMA. Maklum, waktu itu RX-King motor paling kenceng dan paling mahal se-Indonesia (Tiger, RXZ, RGR belum pada lahir bro!). Kawasaki Binter AR125 mungkin satu-satunya motor yang bisa disejajarkan dengan RX-King. Mungkin karena bapak dulu pernah kerja di Yamaha Motor Indonesia (era 70 s/d 80-an) dan bisa dapat potongan harga special barangkali. Singkat cerita, setiap menjelang malam minggu, kedua abang saya punya ritual wajib: "service" Yamaha RX-King. Simple aja: copot saringan udara dan ganti pakai saringan K&N, bersihkan karburator sekalian ganti spuyer main jet dan pilot jet sekalian stel karburator untuk setingan balap standard, ganti paking head den...