Mungkin nggak banyak rider yang menyadari, salah satu enaknya punya motor sport/kopling model naked street-fighter seperti GL-series / RX-series / Megapro adalah kemudahan dalam membersihkan / mencuci motor, nggak pake lama bro!
Coba rasain cuci motor bebek habis hujan dan belepotan tanah, apalagi diseputaran blok mesin dan kolong yang rawan karat. Ya tapi itu semua tergantung seberapa telaten si empunya motor untuk merawat tunggangan.
Dengan cara berkendara yang normal, sebenarnya perawatan rutin di sektor mesin GL-series / Megapro engkel sangat simple dan murah. Yang wajib diperhatikan hanya pemakaian oli mesin, busi dan BBM yang cocok serta rajin bersihkan saringan udara, karburator dan tangki (Baca juga artikel Megapro 2001 engkel).
Oli Mesin
Bukan iklan ya jeng, setelah mencoba beberapa Oli semi-sintetik, dari Mesran Fastron sampai Motul, ternyata Oli Castrol GTX 15W/40 yang paling cocok buat si Megapro. Tenaga bawah dan atas bagus dan suara mesin halus.
Sayangnya Oli tersebut tidak bisa saya temukan lagi di toko (tidak jelas apakah masih dipasarkan atau tidak). Sementara Oli Castrol 20W/50 membuat tenaga mesin nge-drop.
Akhirnya setelah coba cari lagi oli yang cocok, pilihan jatuh pada Shell 15W/50, walaupun performa belum dapat menyamai Oli Castrol GTX 15W/40 (bukan-nya oli Shell yang tidak bagus loh! Cuma kurang cocok di pakai di mesin Megapro).
Selama pemakaian normal, oli mesin cukup diganti setiap 5000 KM; ya kalau mau tarikan tetap prima, penggantian bisa setiap 3000 KM. Saya juga agak bingung kalau ada rider (Megapro atau motor lainnya) yang bilang ganti oli setiap bulan; ya bisa jadi karena motor jalan 3000 KM/bulan atau oli mesin menguap entah kemana sehingga ruang kalter kehabisan oli.
Toh dengan menggunakan oli mesin yang berkualitas, komponen dalam mesin relatif bersih dari kerak / deposit.
Busi
Para rider Honda GL mungkin juga sudah tahu bahwa pemakaian busi Nippon Denso (ND) lebih cocok dibandingkan dengan Busi NGK (sekali lagi bukan iklan ya, dan bukannya busi NGK kualitasnya di bawah ND). Sementara untuk mendapatkan performa mesin Yamaha RX-King / RX-Special / Suzuki Sprinter / Suzuk RGR yang optimal, busi NGK lebih cocok bro!
Cuma, hati-hatilah sebelum beli busi, karena Busi ND palsu juga beredar di pasar Indonesia.
Dan kalau beli busi Megapro ke dealer Honda, coba buka dulu kotaknya dan cek apakah Busi itu ND X24EPU9 atau NGK DP8EA9. Jaman dulu, AHM selalu pakai busi ND untuk varian 4-tak, tidak tahu persis kenapa sekarang pakai NGK.
Karena Megapro saya rata-rata jalan 2500 KM/bulan, busi hanya di ganti setahun 2 kali, itupun hanya karena saya ingin tenaga motor tetap prima.
Membersihkan kerak dan deposit dalam ruang bakar
Untuk Megapro yang sudah jalan lebih dari 50.000 KM, pastinya sudah banyak kerak di kepala piston dan area klep / silinder head yang bikin tenaga nge-drop. Tenang, tidak perlu bongkar-pasang silinder head bro! Cukup ke bengkel mobil yang punya fasilitas Carbon Clean.
Tapi hati-hati! Cairan carbon clean sangat keras, jadi hanya tunggu 1-2 menit, lalu segera nyalakan kembali mesin motor untuk membuang kerak/deposit dalam ruang bakar. Lihat tuh lobang knalpot! Pasti banyak keluar asap hitam bro!
BBM
Satu hal yang benar-benar aneh dengan si Megapro, tenaga bawah dan atas lebih baik kalau menggunakan BBM Premium ketimbang Pertamax. Tidak tahu pasti penyebabnya karena setingan Megapro saya full-standard, nggak neko-neko.
Karburator
Khusus yang mau merawat Megapro untuk jangka panjang, jangan sesekali merubah setelan udara karburator setingan pabrikan karena setelan sudah optimal. Buktikan dengan melihat kondisi kepala busi setelah dipakai 3-6 bulan; Warna kepala busi coklat cerah, tidak hitam (kebanyakan bensin) dan tidak putih (kebanyakan udara).
Rajin kuras bensin/air dalam mangkok (bawah) karburator. Tidak perlu repot-repot buka karburator, Cukup buka keran dibagian kiri bawah karburator pakai obeng minus.
AKI
Perawatan aki juga relatif mudah. Setiap beberapa 3 bulan sekali, cek apakah ketinggian air aki sesuai dengan garis batas. Dan karena Megapro engkel tidak memiliki feature electric starter, dengan perawatan yang tepat, aki bisa awet sampai 3-5 tahun.
Jangan biarkan aki mati total atau setidaknya jangan copot aki walaupun dalam kondisi mati total karena akan mempengaruhi umur CDI KGD Megapro yang terkenal memiliki kualitas bagus dan harganya relatif mahal. Toh harga aki GS Astra GM2.5A-3C-2 tidak mahal, paling Rp 110-130 ribu.
Tangki
Walau memiliki komponen mesin yang sama, ada satu kelemahan Megapro engkel dibandingkan dengan GL-Pro Neotech 1997; yaitu pada komponen tutup tangki.
Design tutup tangki Megapro sangat mudah kemasukan air, jadi berhati-hatilah jika mencuci motor atau setelah motor jalan dalam kondisi hujan deras.
Kuras tangki seperti-nya wajib dilakukan setidaknya 6 bulan sekali jika tidak mau tangki bagian bawah berkarat dan bolong. Jenis las apapun tidak bisa bertahan lama untuk menambal tangki yang bolong (kecuali plat tangki bagian bawah di ganti dengan plat yang lebih tebal).
Saya terpaksa merogoh kocek Rp 600 ribu hanya untuk beli tangki ori Megapro karena saya tidak dirumah selama hampir 1 tahun dan lupa untuk menguras tangki. Dan karena motor lebih sering dibawa tour luar kota, saya tidak mau ambil resiko untuk las tambal tangki walaupun orang AHM bilang aman-aman saja. Tetesan bensin bisa berakibat fatal bro!
Sebisa mungkin tangki selalu dalam keadaan full.
Filter Udara
Walau kedengarannya sepele, khusus untuk busa filter udara, cuci menggunakan sabun cair untuk cuci piring (jangan pakai bensin seperti petunjuk AHM) dan keringkan di bawah matahari, tidak perlu gunakan oli untuk membasahi busa sebelum di pasang kembali. Dengan begitu, busa filter awet di pakai 15 tahun.
Selama 17 tahun punya Megapro, saya hanya ganti busa filter 1 kali, itupun sebenarnya belum perlu di ganti!
Kabel Kopling
Hal lain yang kelihatannya sepele adalah melumasi kabel kopling secara rutin dengan oli SAE 40 (super kental). Saya jamin 10 tahun dipakai tidak akan putus dan tuas kopling tetap enteng.
Pengalaman saya yang malas lumasi kabel kopling, 1 tahun putus, padahal baru di ganti dengan kabel orisinil AHM. Repot cari kabel kopling ori di bengkel pinggir jalan; untuk kondisi darurat, terpaksa ganti dengan kabel kopling abal-abal yang cepat putus.
Dan jangan pernah copot karet cover tuas kopling yang berfungsi untuk menutupi kabel kopling dari rembesan air.
Kanvas Kopling, Rantai Keteng, Lidah Tensioner dan LAT
Kualitas / daya tahan parts orisinil bawaan pabrik untuk Megapro sebenarnya sangat mumpuni. Sebenarnya komponen kanvas kopling, rantai keteng (cam chain), tonjokan / tensioner rantai keteng (biasa di sebut LAT: Lifter Assy Tensioner) tidak perlu di ganti walau odometer sudah mencapai 50.000 KM.
Saya hanya bisa menyesal karena mengganti komponen tersebut, karena suara mesin jadi tidak sehalus sedia kala walaupun komponen tersebut orisinil Made in Japan.
Mekanik bengkel AHM cuma bisa bilang, "oh, rocker arm / sepatu klep-nya perlu di ganti, lidah tensioner-nya perlu di ganti." Apa nggak sekalian aja ganti semua-nya min?
Beberapa mekanik AHM saran agar saya ganti rantai keteng 4 lapis D.I.D. Pertanyaan-nya apakah kualitas rantai keteng Ori Made in Japan di bawah D.I.D?
Lalu bagaimana tahu bahwa rantai keteng itu benar-benar ori japan? Jangan buang Rantai Keteng asli bawaan pabrik, perhatikan fisik secara detail dan bandingkan dengan spare parts pengganti. Yang pasti warna-nya hitam bukan abu-abu seperti yang banyak di jual di toko online dengan harga di bawah 100 ribu, walau semua penjual klaim kode part HC92RH-100.
Kalau ragu untuk beli produk ori japan, saya sarankan lebih baik pakai merek D.I.D saja, hanya pastikan bahwa itu D.I.D asli bukan aspal.
Disk Brake
Jangan segan-segan untuk kuras oli rem cakram dan ganti master disk-brake. Walau harga agak mahal, pakai master disk brake yang orisinil ya. Toh perawatan ini hanya sekali dalam 3-5 tahun. Jangan sesekali pakai master disk-brake after market cuma karena harga yang murah, rem cakram yang blong bisa berakibat sangat fatal bro!
Khusus kanvas rem depan / disk pad, ternyata ada 2 jenis kanvas ori HGP yang beredar dipasaran. Yang lebih mahal, ditandai dengan warna abu-abu tua dengan glitter emas (sekitar Rp 50 ribu) dan yang lebih murah, ditandai dengan warna coklat cerah dengan glitter emas (sekitar Rp 40 ribu).
Katanya orang AHM sih yang benar-benar asli yang warna abu-abu tua, lebih keras dan awet dipakai. Tapi menurut saya pribadi, lebih baik menggunakan yang warna coklat cerah (yang relatif lebih soft) dengan alasan saya mau merawat piringan disk-brake orisinil Megapro.
Toh setelah lebih dari 55.000 KM, piringan disk-brake si Megapro belum pernah saya ganti dan masih tebal seperti baru dari pabrik. Dan karena motor jarang saya pakai, sampai sekarang, saya hanya 2 kali ganti disk-pad, itupun sebenarnya belum perlu diganti.
Sesekali bersihkan dan lumasi ulang as roda, as swing arm, as standard tengah, as rem dan tuas rem belakang dengan gemuk berkualitas.
Karena banyaknya lobang, terutama dijalan antar kota antar provinsi, periksa kondisi karet tromol dan bos / bushing swing-arm secara rutin. Langsung ganti jika sudah oblak karena akan mempengaruhi kenyamanan rider dan komponen lain seperti gir set.
Pastikan mengganti di bengkel resmi AHM yang punya alat khusus untuk melepas karet tromol dan bos swing arm.
Saya hanya bisa menyesal karena membiarkan bengkel pinggir jalan di Bukit Tinggi (Baca juga artikel Lintas Sumatera bersama Megapro 2001 engkel) merusak tromol belakang si Megapro. Udah di getok keras-keras, nggak bisa keluar lagi si karet tromol.
Knalpot dan Rangka
Perawatan knalpot chrom Megapro 2001 (dan bagian chrom lainnya) lebih mudah ketimbang knalpot hitam Honda Primus / New Megapro. Yang terpenting pastikan knalpot kering total dan rajin di poles, terutama di bagian leher knalpot. Sementara knalpot hitam, sangat mudah berubah warna menjadi keclokatan meski dirawat dengan cara yang sama.
Cek anting /sambungan las knalpot bagian belakang (yang di baut ke dudukan swing arm belakang). Waktu tour Jakarta-Semarang, anting putus karena getaran motor yang di geber non-stop. Terpaksa saya cari tukang las di Semarang untuk menyambung kembali anting knalpot.
Sisipkan beberapa lapis karet ban dalam di antara anting knalpot dan dudukan swing arm untuk meredam getaran dan meminimalkan resiko anting knalpot putus di jalan.
Untuk rangka motor, terutama pada bagian leher, sesekali lap dan poles dengan bahan silicone agar tetap mulus dan terhindar dari karat.
Penyetelan Klep
Terakhir, kecuali motor sering di geber, tidak perlu menyetel klep Megapro jika bunyi klep masih halus dan tenaga masih ok. Jangan gara-gara sudah bayar bengkel AHM untuk service rutin, trus sekalian minta klep di stel; bisa-bisa setingan baru malah bikin bunyi klep jadi kasar.
Buat pemilik Megapro engkel keluaran 1999-2002, rawat terus motor-nya karena masih banyak komponen mesin yang orisinil Made in Japan; lebih awet bro!
Setelah Megapro saya ajak tour Jakarta-Bali-Lombok di tahun 2008, barulah saya menyadari bahwa Megapro benar-benar pas untuk situasi medan tempur di Indonesia. Dengan perawatan yang tepat, si doi nggak pernah nyusahin.
Buat rider mania, sharing pengalaman donk!
Coba rasain cuci motor bebek habis hujan dan belepotan tanah, apalagi diseputaran blok mesin dan kolong yang rawan karat. Ya tapi itu semua tergantung seberapa telaten si empunya motor untuk merawat tunggangan.
Dengan cara berkendara yang normal, sebenarnya perawatan rutin di sektor mesin GL-series / Megapro engkel sangat simple dan murah. Yang wajib diperhatikan hanya pemakaian oli mesin, busi dan BBM yang cocok serta rajin bersihkan saringan udara, karburator dan tangki (Baca juga artikel Megapro 2001 engkel).
Oli Mesin
Bukan iklan ya jeng, setelah mencoba beberapa Oli semi-sintetik, dari Mesran Fastron sampai Motul, ternyata Oli Castrol GTX 15W/40 yang paling cocok buat si Megapro. Tenaga bawah dan atas bagus dan suara mesin halus.
Sayangnya Oli tersebut tidak bisa saya temukan lagi di toko (tidak jelas apakah masih dipasarkan atau tidak). Sementara Oli Castrol 20W/50 membuat tenaga mesin nge-drop.
Akhirnya setelah coba cari lagi oli yang cocok, pilihan jatuh pada Shell 15W/50, walaupun performa belum dapat menyamai Oli Castrol GTX 15W/40 (bukan-nya oli Shell yang tidak bagus loh! Cuma kurang cocok di pakai di mesin Megapro).
Selama pemakaian normal, oli mesin cukup diganti setiap 5000 KM; ya kalau mau tarikan tetap prima, penggantian bisa setiap 3000 KM. Saya juga agak bingung kalau ada rider (Megapro atau motor lainnya) yang bilang ganti oli setiap bulan; ya bisa jadi karena motor jalan 3000 KM/bulan atau oli mesin menguap entah kemana sehingga ruang kalter kehabisan oli.
Toh dengan menggunakan oli mesin yang berkualitas, komponen dalam mesin relatif bersih dari kerak / deposit.
Busi
Para rider Honda GL mungkin juga sudah tahu bahwa pemakaian busi Nippon Denso (ND) lebih cocok dibandingkan dengan Busi NGK (sekali lagi bukan iklan ya, dan bukannya busi NGK kualitasnya di bawah ND). Sementara untuk mendapatkan performa mesin Yamaha RX-King / RX-Special / Suzuki Sprinter / Suzuk RGR yang optimal, busi NGK lebih cocok bro!
Cuma, hati-hatilah sebelum beli busi, karena Busi ND palsu juga beredar di pasar Indonesia.
Dan kalau beli busi Megapro ke dealer Honda, coba buka dulu kotaknya dan cek apakah Busi itu ND X24EPU9 atau NGK DP8EA9. Jaman dulu, AHM selalu pakai busi ND untuk varian 4-tak, tidak tahu persis kenapa sekarang pakai NGK.
Karena Megapro saya rata-rata jalan 2500 KM/bulan, busi hanya di ganti setahun 2 kali, itupun hanya karena saya ingin tenaga motor tetap prima.
Membersihkan kerak dan deposit dalam ruang bakar
Untuk Megapro yang sudah jalan lebih dari 50.000 KM, pastinya sudah banyak kerak di kepala piston dan area klep / silinder head yang bikin tenaga nge-drop. Tenang, tidak perlu bongkar-pasang silinder head bro! Cukup ke bengkel mobil yang punya fasilitas Carbon Clean.
Tapi hati-hati! Cairan carbon clean sangat keras, jadi hanya tunggu 1-2 menit, lalu segera nyalakan kembali mesin motor untuk membuang kerak/deposit dalam ruang bakar. Lihat tuh lobang knalpot! Pasti banyak keluar asap hitam bro!
BBM
Satu hal yang benar-benar aneh dengan si Megapro, tenaga bawah dan atas lebih baik kalau menggunakan BBM Premium ketimbang Pertamax. Tidak tahu pasti penyebabnya karena setingan Megapro saya full-standard, nggak neko-neko.
Karburator
Khusus yang mau merawat Megapro untuk jangka panjang, jangan sesekali merubah setelan udara karburator setingan pabrikan karena setelan sudah optimal. Buktikan dengan melihat kondisi kepala busi setelah dipakai 3-6 bulan; Warna kepala busi coklat cerah, tidak hitam (kebanyakan bensin) dan tidak putih (kebanyakan udara).
Rajin kuras bensin/air dalam mangkok (bawah) karburator. Tidak perlu repot-repot buka karburator, Cukup buka keran dibagian kiri bawah karburator pakai obeng minus.
AKI
Perawatan aki juga relatif mudah. Setiap beberapa 3 bulan sekali, cek apakah ketinggian air aki sesuai dengan garis batas. Dan karena Megapro engkel tidak memiliki feature electric starter, dengan perawatan yang tepat, aki bisa awet sampai 3-5 tahun.
Jangan biarkan aki mati total atau setidaknya jangan copot aki walaupun dalam kondisi mati total karena akan mempengaruhi umur CDI KGD Megapro yang terkenal memiliki kualitas bagus dan harganya relatif mahal. Toh harga aki GS Astra GM2.5A-3C-2 tidak mahal, paling Rp 110-130 ribu.
Tangki
Walau memiliki komponen mesin yang sama, ada satu kelemahan Megapro engkel dibandingkan dengan GL-Pro Neotech 1997; yaitu pada komponen tutup tangki.
Design tutup tangki Megapro sangat mudah kemasukan air, jadi berhati-hatilah jika mencuci motor atau setelah motor jalan dalam kondisi hujan deras.
Kuras tangki seperti-nya wajib dilakukan setidaknya 6 bulan sekali jika tidak mau tangki bagian bawah berkarat dan bolong. Jenis las apapun tidak bisa bertahan lama untuk menambal tangki yang bolong (kecuali plat tangki bagian bawah di ganti dengan plat yang lebih tebal).
Saya terpaksa merogoh kocek Rp 600 ribu hanya untuk beli tangki ori Megapro karena saya tidak dirumah selama hampir 1 tahun dan lupa untuk menguras tangki. Dan karena motor lebih sering dibawa tour luar kota, saya tidak mau ambil resiko untuk las tambal tangki walaupun orang AHM bilang aman-aman saja. Tetesan bensin bisa berakibat fatal bro!
Sebisa mungkin tangki selalu dalam keadaan full.
Filter Udara
Walau kedengarannya sepele, khusus untuk busa filter udara, cuci menggunakan sabun cair untuk cuci piring (jangan pakai bensin seperti petunjuk AHM) dan keringkan di bawah matahari, tidak perlu gunakan oli untuk membasahi busa sebelum di pasang kembali. Dengan begitu, busa filter awet di pakai 15 tahun.
Selama 17 tahun punya Megapro, saya hanya ganti busa filter 1 kali, itupun sebenarnya belum perlu di ganti!
Kabel Kopling
Hal lain yang kelihatannya sepele adalah melumasi kabel kopling secara rutin dengan oli SAE 40 (super kental). Saya jamin 10 tahun dipakai tidak akan putus dan tuas kopling tetap enteng.
Pengalaman saya yang malas lumasi kabel kopling, 1 tahun putus, padahal baru di ganti dengan kabel orisinil AHM. Repot cari kabel kopling ori di bengkel pinggir jalan; untuk kondisi darurat, terpaksa ganti dengan kabel kopling abal-abal yang cepat putus.
Dan jangan pernah copot karet cover tuas kopling yang berfungsi untuk menutupi kabel kopling dari rembesan air.
Kanvas Kopling, Rantai Keteng, Lidah Tensioner dan LAT
Kualitas / daya tahan parts orisinil bawaan pabrik untuk Megapro sebenarnya sangat mumpuni. Sebenarnya komponen kanvas kopling, rantai keteng (cam chain), tonjokan / tensioner rantai keteng (biasa di sebut LAT: Lifter Assy Tensioner) tidak perlu di ganti walau odometer sudah mencapai 50.000 KM.
Saya hanya bisa menyesal karena mengganti komponen tersebut, karena suara mesin jadi tidak sehalus sedia kala walaupun komponen tersebut orisinil Made in Japan.
Mekanik bengkel AHM cuma bisa bilang, "oh, rocker arm / sepatu klep-nya perlu di ganti, lidah tensioner-nya perlu di ganti." Apa nggak sekalian aja ganti semua-nya min?
Beberapa mekanik AHM saran agar saya ganti rantai keteng 4 lapis D.I.D. Pertanyaan-nya apakah kualitas rantai keteng Ori Made in Japan di bawah D.I.D?
Lalu bagaimana tahu bahwa rantai keteng itu benar-benar ori japan? Jangan buang Rantai Keteng asli bawaan pabrik, perhatikan fisik secara detail dan bandingkan dengan spare parts pengganti. Yang pasti warna-nya hitam bukan abu-abu seperti yang banyak di jual di toko online dengan harga di bawah 100 ribu, walau semua penjual klaim kode part HC92RH-100.
Kalau ragu untuk beli produk ori japan, saya sarankan lebih baik pakai merek D.I.D saja, hanya pastikan bahwa itu D.I.D asli bukan aspal.
Disk Brake
Jangan segan-segan untuk kuras oli rem cakram dan ganti master disk-brake. Walau harga agak mahal, pakai master disk brake yang orisinil ya. Toh perawatan ini hanya sekali dalam 3-5 tahun. Jangan sesekali pakai master disk-brake after market cuma karena harga yang murah, rem cakram yang blong bisa berakibat sangat fatal bro!
Khusus kanvas rem depan / disk pad, ternyata ada 2 jenis kanvas ori HGP yang beredar dipasaran. Yang lebih mahal, ditandai dengan warna abu-abu tua dengan glitter emas (sekitar Rp 50 ribu) dan yang lebih murah, ditandai dengan warna coklat cerah dengan glitter emas (sekitar Rp 40 ribu).
Katanya orang AHM sih yang benar-benar asli yang warna abu-abu tua, lebih keras dan awet dipakai. Tapi menurut saya pribadi, lebih baik menggunakan yang warna coklat cerah (yang relatif lebih soft) dengan alasan saya mau merawat piringan disk-brake orisinil Megapro.
Toh setelah lebih dari 55.000 KM, piringan disk-brake si Megapro belum pernah saya ganti dan masih tebal seperti baru dari pabrik. Dan karena motor jarang saya pakai, sampai sekarang, saya hanya 2 kali ganti disk-pad, itupun sebenarnya belum perlu diganti.
Kaki-kaki
Karena banyaknya lobang, terutama dijalan antar kota antar provinsi, periksa kondisi karet tromol dan bos / bushing swing-arm secara rutin. Langsung ganti jika sudah oblak karena akan mempengaruhi kenyamanan rider dan komponen lain seperti gir set.
Pastikan mengganti di bengkel resmi AHM yang punya alat khusus untuk melepas karet tromol dan bos swing arm.
Saya hanya bisa menyesal karena membiarkan bengkel pinggir jalan di Bukit Tinggi (Baca juga artikel Lintas Sumatera bersama Megapro 2001 engkel) merusak tromol belakang si Megapro. Udah di getok keras-keras, nggak bisa keluar lagi si karet tromol.
Knalpot dan Rangka
Perawatan knalpot chrom Megapro 2001 (dan bagian chrom lainnya) lebih mudah ketimbang knalpot hitam Honda Primus / New Megapro. Yang terpenting pastikan knalpot kering total dan rajin di poles, terutama di bagian leher knalpot. Sementara knalpot hitam, sangat mudah berubah warna menjadi keclokatan meski dirawat dengan cara yang sama.
Cek anting /sambungan las knalpot bagian belakang (yang di baut ke dudukan swing arm belakang). Waktu tour Jakarta-Semarang, anting putus karena getaran motor yang di geber non-stop. Terpaksa saya cari tukang las di Semarang untuk menyambung kembali anting knalpot.
Sisipkan beberapa lapis karet ban dalam di antara anting knalpot dan dudukan swing arm untuk meredam getaran dan meminimalkan resiko anting knalpot putus di jalan.
Untuk rangka motor, terutama pada bagian leher, sesekali lap dan poles dengan bahan silicone agar tetap mulus dan terhindar dari karat.
Penyetelan Klep
Terakhir, kecuali motor sering di geber, tidak perlu menyetel klep Megapro jika bunyi klep masih halus dan tenaga masih ok. Jangan gara-gara sudah bayar bengkel AHM untuk service rutin, trus sekalian minta klep di stel; bisa-bisa setingan baru malah bikin bunyi klep jadi kasar.
Buat pemilik Megapro engkel keluaran 1999-2002, rawat terus motor-nya karena masih banyak komponen mesin yang orisinil Made in Japan; lebih awet bro!
Setelah Megapro saya ajak tour Jakarta-Bali-Lombok di tahun 2008, barulah saya menyadari bahwa Megapro benar-benar pas untuk situasi medan tempur di Indonesia. Dengan perawatan yang tepat, si doi nggak pernah nyusahin.
Buat rider mania, sharing pengalaman donk!
Numpang nanya ..
ReplyDeleteDi stnk tertulis type GLP aja apa sama dgn megapro engkel gan ..?
Halo Pak,
ReplyDeleteMaaf baru cek pesan.
Di STNK tertulis GLP III
sementara GL Pro NEOTECH tertulis GLP II
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteY punyaku mp hiu engkel 2001 di stnk GLP III SPOT
ReplyDeleteCocok
Delete