Skip to main content

Honda Cub 700: Motor Keluarga Penuh Kenangan

Tidak tahu persis apa sebabnya ortu memutuskan untuk menjual Yamaha L2G keluaran 1972 dan membeli Honda Cub 700 di tahun 1982. Mungkin gara-gara bunyi mesin 2 tak yang berisik dan asap knalpot yang bisa bikin pusing pala barbie.

Sayang juga dijual; padahal tuh Yamaha L2G adalah kenang-kenangan waktu bapak sempat kerja di Yamaha Motor Indonesia bro.

Waktu itu bibi belum lama beli Honda C70 keluaran tahun 1981. Tapi mungkin ortu pikir bahwa sadel C70 relatif lebih kecil dibandingkan C700, sulit rasanya memuat 5 orang.

Busyet, 5 orang, nggak salah ketik bro?

Wajar, ekonomi keluarga cukup sulit, ya jadi bagaimana caranya 1 motor bebek bisa muat 2 orang dewasa dan 3 anak kecil. Saya duduk paling depan sambil pegangan stang motor, sementara kedua abang saya duduk di antara bapak dan ibu. Pakai helm? Waktu itu kagak wajib hukumnya bro!

Jaman sekarang, anak SD saja udah punya motor sama punya smartphone sama akun facebook. Bagi orang jaman dulu, motor sudah di anggap barang mewah bro. Yang lahir sebelum tahun 1980, pasti tahu persis kondisi saat itu.

Ke pasar, Monas, Taman Ria Senayan, Ancol, Taman Mini, Bogor, Honda 700 tidak pernah ngeluh dan tidak pernah nyusahin. Paling-paling gembos gara-gara kena ranjau paku yang ditebar tukang tambal ban (nggak semua tukang tambal ban begitu ya bro!).

Lah, mau taruh barang bawaan di mana? Tenang, C700 punya bagasi gede yang tidak kalah dengan motor jaman sekarang. Tuh bagasi-nya gede banget di depan (itu mah keranjang namanya min!).

Lari-nya kenceng nggak? Ya 11-12 sama di kakak kandung C70, bisa lari 70 KM/jam sudah rekor tuh, maklumlah motor cuma dimodalin 3 gigi. Tapi jangan anggap remeh C700 atau C70; mesin sangat responsif dan torsi cukup besar, sehingga mampu memikul beban berat walaupun ditanjakan.

Mungkin juga tenaga mesin dipengaruhi oleh penggunaan Platina dan Condensor (bukan CDI). Yok rider mania, sharing info donk tentang sistem platina vs cdi!

Untuk perawatan, selama bensin masih ada, jalan terus! Walaupun motor jarang di service, toh tidak mempengaruhi performa mesin. Ya tentunya ada baiknya di service rutin agar mesin lebih awet.

Memang, ketangguhan Motor Honda jaman dulu tidak bisa dipungkiri, meski tanpa perawatan yang memadai, mesin C700 masih halus setelah satu dekade berlalu, bunyi klep juga halus, tidak seperti bunyi mesin jahit, seperti hal-nya Honda Grand. Pastinya kata "turun mesin" tidak ada dalam kamus C700 yang berumur 1 dekade, selama motor di pakai normal.

Cuma satu hal yang agak mengganjal; Motor seakan-akan maju ketika di-rem. Yang pernah test-ride C50 / C70 / C90 / C700 / C800 / C86 Asdap / Astrea Star pasti tahu persis rasanya. Hal ini dikarenakan oleh sistem suspensi depan honda bebek lawas yang belum dibekali dengan suspensi teleskopik layaknya Honda Prima / Grand. 

Beranjak ABG, kedua abang saya pakai si C700 buat belajar motor sebelum akhirnya Ortu memutuskan untuk membelikan mereka Yamaha RX-King di tahun 1989. Rusak dah tuh motor dibikin jatoh! Maklum, masih belajar.

Ya, berkat si C700 itu pula yang membuat saya bisa naik motor sampai sekarang.

Sama hal-nya seperti Yamaha L2G 1972, nasib sama juga dialami si C700 1982, setelah 10 tahun, ortu akhirnya menjual motor tersebut.

Sayang juga sih, karena selain motor tersebut penuh dengan kenangan, kondisi si C700 masih terhitung orisinil dan mulus.

Gimana? Pernah ngerasain sensasi naik Motor Honda C700? Sharing cerita-nya ya!

Comments

Popular posts from this blog

Honda Megapro 2001 engkel: GL-Pro III yang tak lekang dimakan waktu

Masih teringat jelas kenikmatan touring bersama Honda GL-Pro Neotech 1997 yang hilang  digondol maling hanya 3 bulan berselang setelah motor dikirim dari dealer. Sementara motor Yamaha RX-Special 1997 hasil tebusan uang asuransi si GL-Pro sudah  mulai nggak enak ditunggani dan mesin sudah mulai kasar semenjak blok mesin di- oversize 50. Rasanya deg-degan kalau bawa si RXS touring keluar kota lagi. Pilihan motor 4-tak kopling yang pakai cakram juga tidak banyak di Tahun 2001,  paling-paling Honda GL-Max, Megapro atau Tiger. Kalau ada dana lebih sih, minatnya  beli Suzuki Thunder 250 atau Honda Phantom 4-tak (Phantom juga ngeluarin varian 2-tak  loh!) atau Suzuki FXR 150 DOHC. Ditambah pertimbangan kemungkinan kelangkaan spare parts Thunder 250, Phantom dan  Suzuki FRX, akhirnya pilihan jatuh pada Honda Megapro 2001 engkel. Uang tabungan hasil kerja 1,5 tahun ditambah uang penjualan si RXS langsung saya  belikan Honda Megapro di dealer Wahana - G...

Suka-duka naik motor Yamaha RX Special 1997

Biker sejati mana yang tidak tahu Yamaha RX-King? Sampai hari ini "Si Raja Jalanan" masih seliweran dan tidak sedikit komunitas RX-King yang eksis dan punya anggota setia. Tapi kalau biker di tanya tentang Yamaha RX-Special (RXS) atau RX-R atau YT-115 (apalagi Yamaha L2G, AS1 alias YAS1, LS3, RS100, DT100, RX-100 atau RX-125), kemungkinan jawabannya "motor apaan tuch"? Kagak pernah liat dijalanan bro! Walaupun Yamaha RX-Special lahir sebelum RX-King, mungkin tidak banyak orang yang pernah menjajal si kakak kandung RX-King karena pamor dan penjualan-nya masih jauh di bawah adiknya. Ditambah lagi, mayoritas pemilik RXS adalah kaum bapak-bapak yang nggak doyan kebut-kebutan di jalan layaknya penunggang RX-King yang suka geber-geber motor dan nge-trek di cawang-tanjung priok-kemayoran (tapi nggak semua loh!). Kebetulan waktu GL-Pro Neotech 1997 saya raib digondol maling, saya "terpaksa" membeli RX-Special 1997. Walaupun nggak sedikit rider yang bilang RX...

Yamaha RX-King 1989: Si Raja Jalanan

Namanya juga anak muda, agak minder rasanya bawa motor tua ke sekolah. Kedua abang saya juga berasa minder bawa Honda C700 keluaran 1982 ke sekolah. Walhasil, mereka minta dibelikan motor keluaran baru. Jujur saja, saya sempat iri waktu ortu saya memutuskan membelikan kedua abang saya RX-King ketika mereka beranjak SMA. Maklum, waktu itu RX-King motor paling kenceng dan paling mahal se-Indonesia (Tiger, RXZ, RGR belum pada lahir bro!). Kawasaki Binter AR125 mungkin satu-satunya motor yang bisa disejajarkan dengan RX-King. Mungkin karena bapak dulu pernah kerja di Yamaha Motor Indonesia (era 70 s/d 80-an) dan bisa dapat potongan harga special barangkali. Singkat cerita, setiap menjelang malam minggu, kedua abang saya punya ritual wajib: "service" Yamaha RX-King. Simple aja: copot saringan udara dan ganti pakai saringan K&N, bersihkan karburator sekalian ganti spuyer main jet dan pilot jet sekalian stel karburator untuk setingan balap standard, ganti paking head den...