Skip to main content

Jangan pernah sepelekan Kiprok CDI dan aki GL series dan MEGAPRO lama

Siang itu, si Megapro lama diajak jalan.
Semua lancar-lancar saja bahkan saat motor di urut gas s/d 120 KM/jam.
Setelah 3 KM, tiba-tiba saja motor mati mendadak
dan tidak mau dihidupkan.

Langsung rasa curiga mengarah ke kelistrikan,
ya karena kebiasaan isi bensin full tank,
tidak mungkin motor mati gara2 bensin habis.

Memang busi sudah lama tidak di ganti,
tapi kog separah2nya busi, selama campuran bensin-udara bagus,
rasanya kog tidak mungkin bikin motor mati total,
setidaknya masih ada tanda-tanda kehidupan ketika di engkol.

Aki yang tekor pun, selama kabel masih terpasang,
dan tidak ada sambungan bagian dalam aki yang patah,
rasanya tidak mungkin motor mati total.

Kontan saya dorong motor ke bengkel Honda terdekat.
beli busi Denso baru, cuma buat puaskan rasa penasaran saja.
Dan ternyata benar, masalahnya bukan di busi.

Artinya cuma ada 5 kemungkinan besar seputar kelistrikan,
Sekring / Kiprok / CDI / Koil pengapian
dan 1 kemungkinan lain: ada kabel yang terkelupas,
trus nempel di bodi (yang satu ini bahaya bos).
Maklum, umur motor hampir 20 tahun gan.

Karena kebetulan bengkel Honda langganan hanya berjarak 1 KM,
apa boleh buat, dorong motor menuju bengkel langganan.

untung-nya ada RX-King yang baek banget,
tawarin stut motor sampe ke bengkel.
Makasih banyak gan, mudah-mudahan selamat dan berkah.
Inilah solidaritas sesama biker motor tua yang sangat patut di contoh.

Setelah di cross-check,
sekring aman, kabel2 dan sambungan dalam aki aman,
dan tidak ada kabel2 yang terkelupas.
Aki di-test charge, dan berhasil terisi.
Ternyata masalah ada di kiprok.

Tidak sedikit biker yang malas untuk cross-check kiprok.
Selama motor masih jalan, ya dipakai terus saja.
Karena GL Pro / Max / GL series lainnya dan Megapro lama masih pakai sistem kick-start,
Jadi masalah aki yang tekor, belum tentu menjadi isu utama,
Ini umum terjadi juga pada semua motor yang hanya ada fitur Kick Starter.

Beda dengan motor2 yang dilengkapi dengan dinamo starter,
kayak Honda Prima / Grand / Supra atau Tiger / Megapro tahun 2002 dan seterusnya.
Masalah aki tekor, bisa di-cross check dengan test electric starter.

Ya kalau aki mungkin masih sesekali di cek level / ketinggian air-nya.
atau di check voltase / ampere-nya dengan multitester.
Tapi kalu kiprok / CDI bagaimana cara cross-check-nya.

Kiprok bisa di-test dengan multitester,
tutorial-nya juga sudah banyak di channel youtube.
Untuk prosedur pengecekan arus listrik dari Magnet / Spul juga sudah banyak tutorialnya di youtube.
 
Kiprok bagaikan nyawa kelistrikan motor,
karena kalau kiprok mati total, dijamin motor mati total,
karena sama sekali tidak ada listrik yang mengalir ke CDI / Koil / Busi.
Selain itu kiprok juga berfungsi untuk mengisi / men-charge ulang AKI.

Pada GL Series dan Megapro Engkel,
Masalah kiprok sebenarnya bisa di lacak dengan mudah.
Sekira-nya aki di-asumsikan masih dalam kondisi normal,
Seharus-nya arus dan voltase aki normal.

Jadi walaupun motor masih bisa berjalan normal,
bukan berarti kiprok berfungsi secara normal.
Bisa saja kiprok sudah lemah,
sehingga supply listrik ke AKI dan CDI tidak normal.

Coba sesekali pakai multitester untuk cek arus / voltage aki,
untuk lacak apakah kiprok masih bagus.
Jangan ragu untuk cross-check arus / voltase yang keluar dari kiprok,
jika aki tekor.
Mungkin bisa menyelamatkan para biker
dari kejadian mati motor di tengah jalan.
Bakal runyam jadi-nya, apalagi kalu lagi touring keluar kota.

Buat Megapro yang umur-nya sudah 19 tahun tanpa ganti kiprok,
Sangatlah wajar kalau kiprok mati total,
Sayang-nya saya juga salah satu orang yang malas cross-check kiprok.
Jadinya kena dorong motor deh.

Buat para biker, terutama yang motornya cuma ada kick-starter,
Jangan pernah malas cross-check aki / kiprok.
Karena kiprok / aki yang lemah, akan cepat merusak CDI.

Kebayang kan harga CDI Megapro Asli KGD,
ada duit 500ribu, belum tentu bisa beli.
Ya kalau pakai CDI palsu / KW, bisa saja,
Hanya kualitas dan daya tahan-nya masih diragukan dibandingkan CDI asli.

Harga Kiprok yang benar2 asli Honda KGD juga tidak murah.
Maklum saja, karena kualitas dan daya tahan produk.

Tapi kalau para biker punya budget terbatas,
Tidak apa2 pakai CDI KW (yang penting cari KW bagus).
Tapi sangat disarankan pakai Kiprok asli,.
karena akan mempengaruhi supply arus / voltage ke aki / CDI.
CDI lebih awet, Aki lebih awet,
Tenaga motor lebih stabil karena arus / voltase listrik lebih stabil
dan tentunya lebih presisi.

Jangan pelit2 pakai kiprok KW kalu kagak mau CDI cepat JEBOL.

Syukurlah, saya selalu stok kiprok asli Honda KGD,
Langsung ganti kiprok, motor langsung tokcer.
Tenaga motor pol lagi,
cuma lantaran ganti kiprok baru.

Yang pernah hadapi masalah kelistrikan GL Series / Megapro,
Silahkan sharing pengalaman-nya,
Siapa tahu bisa menambah ilmu pengetahuan seputar motor tua.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Honda Megapro 2001 engkel: GL-Pro III yang tak lekang dimakan waktu

Masih teringat jelas kenikmatan touring bersama Honda GL-Pro Neotech 1997 yang hilang  digondol maling hanya 3 bulan berselang setelah motor dikirim dari dealer. Sementara motor Yamaha RX-Special 1997 hasil tebusan uang asuransi si GL-Pro sudah  mulai nggak enak ditunggani dan mesin sudah mulai kasar semenjak blok mesin di- oversize 50. Rasanya deg-degan kalau bawa si RXS touring keluar kota lagi. Pilihan motor 4-tak kopling yang pakai cakram juga tidak banyak di Tahun 2001,  paling-paling Honda GL-Max, Megapro atau Tiger. Kalau ada dana lebih sih, minatnya  beli Suzuki Thunder 250 atau Honda Phantom 4-tak (Phantom juga ngeluarin varian 2-tak  loh!) atau Suzuki FXR 150 DOHC. Ditambah pertimbangan kemungkinan kelangkaan spare parts Thunder 250, Phantom dan  Suzuki FRX, akhirnya pilihan jatuh pada Honda Megapro 2001 engkel. Uang tabungan hasil kerja 1,5 tahun ditambah uang penjualan si RXS langsung saya  belikan Honda Megapro di dealer Wahana - G...

Suka-duka naik motor Yamaha RX Special 1997

Biker sejati mana yang tidak tahu Yamaha RX-King? Sampai hari ini "Si Raja Jalanan" masih seliweran dan tidak sedikit komunitas RX-King yang eksis dan punya anggota setia. Tapi kalau biker di tanya tentang Yamaha RX-Special (RXS) atau RX-R atau YT-115 (apalagi Yamaha L2G, AS1 alias YAS1, LS3, RS100, DT100, RX-100 atau RX-125), kemungkinan jawabannya "motor apaan tuch"? Kagak pernah liat dijalanan bro! Walaupun Yamaha RX-Special lahir sebelum RX-King, mungkin tidak banyak orang yang pernah menjajal si kakak kandung RX-King karena pamor dan penjualan-nya masih jauh di bawah adiknya. Ditambah lagi, mayoritas pemilik RXS adalah kaum bapak-bapak yang nggak doyan kebut-kebutan di jalan layaknya penunggang RX-King yang suka geber-geber motor dan nge-trek di cawang-tanjung priok-kemayoran (tapi nggak semua loh!). Kebetulan waktu GL-Pro Neotech 1997 saya raib digondol maling, saya "terpaksa" membeli RX-Special 1997. Walaupun nggak sedikit rider yang bilang RX...

Yamaha RX-King 1989: Si Raja Jalanan

Namanya juga anak muda, agak minder rasanya bawa motor tua ke sekolah. Kedua abang saya juga berasa minder bawa Honda C700 keluaran 1982 ke sekolah. Walhasil, mereka minta dibelikan motor keluaran baru. Jujur saja, saya sempat iri waktu ortu saya memutuskan membelikan kedua abang saya RX-King ketika mereka beranjak SMA. Maklum, waktu itu RX-King motor paling kenceng dan paling mahal se-Indonesia (Tiger, RXZ, RGR belum pada lahir bro!). Kawasaki Binter AR125 mungkin satu-satunya motor yang bisa disejajarkan dengan RX-King. Mungkin karena bapak dulu pernah kerja di Yamaha Motor Indonesia (era 70 s/d 80-an) dan bisa dapat potongan harga special barangkali. Singkat cerita, setiap menjelang malam minggu, kedua abang saya punya ritual wajib: "service" Yamaha RX-King. Simple aja: copot saringan udara dan ganti pakai saringan K&N, bersihkan karburator sekalian ganti spuyer main jet dan pilot jet sekalian stel karburator untuk setingan balap standard, ganti paking head den...